Indonesia will go on

Leave a comment
Current issues

Barusan ngobrol melalui telefon dengan seorang paman yang tinggal di Malang selatan. Di sana, jauh dari ibukota dan para makelar dan analis politik, orang mengikuti perkembangan kasus Ahok. Paman saya bersusah payah menjelaskan kepada “umatnya” bahwa kasus ini bukan soal agama. Kalau sudah soal agama, bisa repot, negara bisa hancur, katanya. Yang lebih heran lagi, katanya, banyak sekali orang berpendidikan yang dengan gampang termakan isu politik berbalut penistaan agama ini.

 

Kalau cuma termakan isu dari WhatsApp soal jalanan di Malang yang retak karena gempa kemarin, itu gampang solusinya, tinggal telefon teman-teman nelayan di Sumbermanjing dan tanya apakah ada jalan yang retak (ternyata tidak ada jalan yang retak seperti yang tersebar di WhatsApp). Tapi kalau soal penistaan agama. Wah, gimana caranya menjelaskan bahwa apa yang banyak tersebar di media sosial itu ga benar?

 

Negara masih ada aja kita susah. Apalagi kalau hancur. Makin susahlah kita. Jualan ikan makin susah, nabung ga bisa, sekolahkan anak ga bisa, mau menikmati hawa Lumbangsari yang adem sambil ngopi dan elus-elus Luwak juga apalagi. Demikian penjelasan paman saya kepada “umatnya.”

 

Iya, balasku, sambil menepikan mobil daripada nabrak ojek Timika yang makin hari makin ngawur berkendaranya. Tukang ojek ngawur membahayakan penumpang dan pengguna jalan. Mereka mungkin menyadari hal itu. Tapi para politikus, makelar, segenap buzzer dan cyber army yang sekarang sedang giat-giatnya mengusung nama agama tidak menyadari bahwa mereka sedang menggerogoti sendi sebuah Negara. Saya tidak sedang bicara tentang superstruktur Negara, tapi cita-cita akan sebuah Negara yang manusiawi dan beradab, yang susah payah dibangun sejak tahun 1945, bahkan sempat dinistakan dengan pembantaian jutaan manusia tidak bersalah pada tahun 1965.

 

Kami kemudian sepakat bahwa memang cangkemnya Ahok bosok dan bahwa kalau mau demo dia sebaiknya soal masalah gusur-menggusur yang kurang dipertimbangkan dengan baik. Kalau soal agama, ya tadi itu, dampaknya akan lebih banyak dirasakan orang-orang biasa macam kita ini. Para makelar politik bisa berubah jadi makelar senjata seandainya terjadi perang saudara. Kita yang akan mampus kena tembak senjata-senjata yang mereka beli.

RK. Narayan, novelis India yang terkenal dengan novelnya, Malgudi Days, pernah bilang, seruwet-ruwetnya India dengan segala konflik primordialnya, “India will go on.” India akan maju terus. Terbukti memang,sekalipun masih belum bisa melepaskan diri dari keruwetan konflik primordial, India masih kokoh sebagai sebuah Negara dan berhasil menempatkan dirinya sebagai bagian dari poros kekuatan baru dunia bersama dengan Brazil, Cina, dan Rusia.

Bisakah kita bilang, Indonesia will go on!? Bisa sekali tapi perlu berhati-hati seperti melaju di jalan raya, karena tidak semua yang demonstrasi membawa bendera merah putih, apalagi yang ukurannya raksasa. Bisa jadi itu malah menunjukkan besarnya nafsu menguasai Indonesia dan membuang kemajemukannya.

 

The Author

Sementara ini tinggal di Timika, Papua

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s