Leave a comment
Buku / Tentang kawan

Date:

Sun, 3 Oct 2004 15:58:10 -0700 (PDT)

From:

“muhaimin syamsuddin” View Contact Details

Subject:

Re: Freedom is not free

To:

“onie”

saya sudah baca website kalian meskipun belum sempat tuntas. laziness starts here, i like that wise word.

saya baru saja pulang dari national galery of art washington dc. saya punya teman amerika namanya anne shoemake. dari namanya anda mungkin sudah bisa menebak kalau ada darah jerman mengalir dalam tubuhnya. dia seorang wanita, sedang mengerjakan Ph.D nya tentang Indonesia (tapi Ph.D bukan Pizza hut Delivery lho).

saya banyak bicara dengannya hari ini. topiknya yang ringan2 saja tentang kesenian terutaman lukisan. dia undergraduatenya tentang art dan dia juga seorang pelukis. dia hapal sekali sejarah karya2 yang dipajang di galer mulai van gogh, salvador dali, picasso sampai andy warhol dan basquiat. dan dia juga menjelaskan sedikit tentang dadaisme karena kami tadi melihat dua karya dadaisme dipajang bersebelahan dengan ruangan untuk picasso. sayang, memori otak saya tidak bisa menangkap secara utuh semua kuliah sejarah seni rupa dunia yang diberikan anne, begitu saya memanggilnya, dengan gratis.

di sebuah lorong yang menghubungkan gedung utama galeri dan east building, saya melintasi sebuah gerai yang menjual buku dan pernak-pernik galeri. ada postcard juga di sana. saya teringat janji saya kepada anda untuk membawakan postcard sebagai oleh-oleh. saya ambil dua dan saya niatkan untuk anda dan kawan mahardika (rupanya saya harus terbiasa memanggilnya demikian sesuai dengan nama di website itu kalian). maaf, kalau saya tidak bisa membelikan anda fahrenheit 9/11 karena jujur saja uang saku saya mepet sekali. belum lagi saya juga harus membelikan sekedar oleh-oleh untuk istri dan anak saya, kaos dan pesawat mainan. cukuplah untuk menebus penderitaan mereka yang ditinggalkan tanpa persediaan bekal yang pantas dari saya.

kalau boleh usul, sebagai perkenalan mungkin surat-menyurat ini bisa “ditempel” di website kalian. untuk berikutnya saya bisa diberikan tatacara yang sopan untuk menulis sesuatu di situ.

take care,

pak men.

onie wrote:

Aneh. beberapa hari lalu aku susah tidur. Semalam lalu tepatnya. Ketika akhirnya bisa tidur aku mimpi diajak geri (hotel) ngobrol sampe pagi dan saking jengkelnya aku usir dia pulang. Mimpi kedua ada sampean, tapi samar-samar belaka. Dan sekarang sampean berkabar di email ini. BD selalu menggunakan sampean di olenka.

Alhamdullilah penyakit borjuis kecilku (bangun siang) sudah sembuh. Sekarang kegiatan dimulai jam8 pagi, diselingi tidur siang (sore biasanya) kalo sempat.

Senang sekali mendengar kabar sampean. Dari cerita soal demonstran itu aku kok jadi pengen nitip fahrenheit 9/11. di sini susah carinya, pemutaran film itu secara massal di sini baru di bandung.

Besok aku mau ke iain. Ada education book fair. Resist book diwakili oleh anak2 pdf karena ternyata anak2 sophia centre tidak mau ikut di acara itu.

Coba sampean buka http://www.insureksi.blogspot.com itu hasilku sama ari belajar web design. cukup sederhana. tapi lumayan untuk memuat unek-unek. ingat diskusi kita di perpus soal cara manusia buang hajat? Diskusi itu aku teruskan dengan seorang mahasiswa bandung, aku nggak kenal dia.

Kalau sampean tertarik jadi kontributor web sederhana itu. nanti aku jelaskan lebih lanjut tata-caranya.

amities,

onie

muhaimin syamsuddin wrote:

Hi there! How are u doing?

Apakah kalian masih bangun siang terus? Masih ke kampus? bagaimana penampilan geri di The Lesson? kayaknya masih banyak pertanyaan yang mesti ditanyakan lewat surat ini tapi rasanya tidak enak kalau harus mengetik tanda tanya terlalu banyak.

Saya (kata ganti pertama saya selalu digunakan Pak Budi Darma di Orang-orang Bloomington) sekarang ada di Washington D.C. the capitol of evil empire. Istilah the evil empire saya pinjam dari seorang demonstran yang saya temui tadi pagi di halaman White House. Dia seorang wanita yang menurut kira-kira usianya sudah lima puluhan. Ia orang Spanyol tapi juga berkewarganegaraan US. Ia menyembut dirinya the citizen of evil empire. Wanita ini sudah berada di taman White House selama 23 tahun tepatnya sejak 1981. Sepanjang musim, summer, fall, winter dan spring, dia selalu berada di rumah kardusnya sembari membawa berbagai poster dan gambar-gambar kekejaman kebijakan luar negeri US. Agak susah memang membayangkan ada orang yang bisa hidup hanya dengan kardus saat winter, tapi dia bilang “summer is hard here but winter is really really hard.” Bukankah Basquiat juga melakukan hal yang sama, tidur di kardus di taman kota?

Selama dua puluh tiga tahun perjuangannya itu, wanita spanyol ini tidak pernah mencukur rambutnya. Tidak dijelaskan mengapa ia membiarkan rambutnya panjang tumbuh berkumal. Alasan yang agak masuk akal barangkali karena terlalu mahal bagi orang yang menjalani hidupnya dengan absurd seperti dia melakukan perawatan rambut di salon-salon di D.C. yang tentu mahal bayarnya.

Hari ini ada dua demonstrasi di depan White House, yang satu demonstrasi permanen yang sudah dua puluh tiga tahun lamanya berlangsung dan yang satunya lagi demonstrasi yang digelar oleh orang-orang yang menginginkan serdadu Amerika segera ditarik dari Irak. Jumlah demonstran kedua ini banyak sekali tapi saya kira jumlahnya sekitar seribuan. Mereka datang dari berbagai kelompok, dari aktifis anti perang, keluarga militer (military families speak out), mahasiswa, kalangan biasa, dan saya lihat beberapa keturunan Cina atau Jepang (saya agak sulit membedakan karena bentuk matanya yang mirip sekali).

Yang menarik pandangan saya, selain demo dan poster-posternya, adalah bagaimana organisasi demonstrasi ini berjalan. Saya tadinya mengira demosntrasi di Amerika seperti di Indonesia. PMII atau LMND bikin rapat aksi, lalu cari massa dan sangat sibuk. sibuk melakukan apa saja, di hari H. Saya baru ngeh ketika saya pulang dari stasiun kereta bawah tanah Metro Center ke Bethesda. Ada seorang demonstran perempuan dengan paduan baju hijau muda dan celana hitam yang pulang lewat stasiun yang sama. Dia menenteng di tangannya satu poster. Nampaknya poster itu dibuat sendiri dan memang seperti itu kenyataannya. Di sini demosntran adalah partisipan aktif yang ikut demonstrasi dengan kesadaran penuh; mau bikin poster dan alat-alat aksi sendiri. Jadi, apa yang di kita disebut sebagai perangkat aksi atau katakanlah panitia aksi, hanya mengorganisir tanpa harus sibuk mencari massa dan bingung menghitung berapa massa yang datang di hari H. Kasarnya, perangkat aksi hampir bertindak seperti moderator yang mengatur lalu-lalang ide dan gerakan yang padat.

Tidak usahlah kita merasa rendah diri karena kita memang punya juga demonstran yang dengan pikiran 100 % kalau lagi aksi. Tapi yang ingin saya katakan adalah kita lengah dalam membina hubungan dengan massa potensial yang bisa diajak aksi. Tapi justru di sini susahnya, misalnya bagaimana mengajak keluarga militer untuk bicara anti perang seperti military families speak out. Ini bukan soal urusan semata manajemen aksi tapi bagaimana mengolah isu dan membangun masyarakat sipil karena kebebasan/kemerdekaan, sebagai sebuah gagasan dan hak yang harus dinikmati oleh setiap individu, bukanlah barang gratis. Seperti yang dialami wanita absurd (absurd karena saya kaget melihat tontonan seperti itu di depan rumah Bush) di halaman White House itu yang harus membayar gagasannya tentang dunia yang bebas dari ancaman perang yang tidak adil dengan berkali-kali dibui dan tidak sempat menata mahkotanya yang terurai kumal. Freedom is not free.

Pak Men.

The Author

Sementara ini tinggal di Timika, Papua

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s