Leave a comment
Tentang kawan

Date:

September 19, 2004 6:12 AM

Subject:

saya terpesona

Message:

pilihan nama yang bagus.sebagus itukah, pembicaraan kita nantinya

Date:

September 20, 2004 7:19 AM

Subject:

asshole

Message:

JIWA Danindra wrote:

pilihan nama yang bagus(multatuli).sebagus itukah, pembicaraan kita nantinya

multatuli wrote :

semoga kang,

hanya saja saya susah menilai bagaimana pembicaraan itu bagus atau tidak. pernah saya dan teman2 bicara tentang perbedaan cara buang air masyarakat timur dan barat, menarik memang. tapi kami mual semua jadinya. nah, bagaimana?

maxelaar

JIWA DANINDRA WROTE :

karena yang ‘bagaimana’ selalu menarik buat kita.”omong omong soal kemualan, apa karena jijik?atau karena kita terbiasa berbicara tentang manusia yang bersih?”terus terang, asshole saya warnanya memang afro. Jadinya saya sedikit malu,makanya tidak perlulah orang lain tau.biasanya kan’ yang hitam hitam kotor.” sisi gelap (tepatnya anus ) saya jangan sampai diketahui umum, telah ditetapkan begitu. lkarena telah lama kita menyetujui, juga tak lagi memperselisihkannya (dengan begitu saya memperoleh pendasaran) menyembunyikan sisi gelap manusia menjadi wacana umum.”, tepat sekali untuk membela diri, begitu saya simpulkan.

Date:

September 21, 2004 12:06 PM

Subject:

tanda tanya tanpa titik

Message:

bang mul’, sepertinya ingatan saya akan mencatatkan anda, sebagai tanda tanya tanpa titik.mudah mudahan setiap pembicaran kita, selalu berakhir koma. ( o.iya. harus diakhiri dengan koma ) (waduuh, apalagi ini tanda kurung, harus konsisten dong! ),

multatuli wrote:

> kang jiwa yang baik,

> > memang begitu adanya. tapi saya pikir kita tidak > perlu mengaitkan terlalu “gelap” dengan id, sisi > tergelap kita. konstruksi sosial selama ini > memang menempatkan anus kita di bagian > terbawah kesadaran. begitu adanya. > > saya lama tinggal di surabaya, umpatan yang > acap dipakai masyarakat yang industrial nan > urban itu juga tidak ada mengacu ke anus. contoh; > asu! (anjing), tempik! (vagina), jembut (pubic hair), > kontol, dan sederet lagi perbendaharaan benda > vital manusia.

> > ah, saya lupa. memang ada; silit (anus). nah, tapi > ini lebih ke candaan antar teman. dan sifatnya > tidak offensif. kenapa ya?

> > ibu-ibu tidak pernah merasa jijik membersihkan > anus anaknya karena sudah mampu berabstraksi > dengan obyek itu (anus).

> > kami, yang diskusi tentang cara buang air barat-> timur, saling mual karena kami menolak untuk > mengabstraksikan anus masing2. memang bisa > saja kalau ada kemauan, setiap anak > memandangi anus anak lain. tapi buang-buang > waktu saja. kami orang biasa saja kok, bukan > seniman dadais.

> > apalagi membayangkan deskripsi anus anda. > wah, saya kenal anda saja belum. >

The Author

Sementara ini tinggal di Timika, Papua

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s