Ada beberapa pertanyaan yang sering mampir akhir-akhir ini, “itu benar foto-fotomu?”. Ngawur memang. Mencantumkan foto tanpa memberikan keterangan. Seolah-olah semua yang ada di blog ini adalah foto-foto saya. Atas kesalahan ini, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Sama sekali tidak ada niat untuk mengklaim. Saya kok ya lupa bahwa yang namanya blog juga ga luput dari masalah perizinan. Padahal pernah nulis soal creative commons. Kacrut.
Foto yang jadi banner di blog ini hasil jepretan Rahmat Trihartadhi. Demikian pula dengan foto jendela di posting ini.
Sori ya, Mat. Nanti aku traktir apa gitu deh. Masih ingat sama obrolan kita di sebuah siang di tandabaca, ga? Hehe…
Potret Diri Rahmat Trihartadhi
Kamis, 24 Agustus 2006
Dilahirkan di Bandung, sekian tahun yang lalu, pemuda yang satu ini selalu menghias kantor dan kerja-kerja komunitas Tandabaca dengan celetukan garing dan kameranya. Di saat semua orang sedang sibuk berdebat membahas sesuatu atau sekedar ngobrol biasa, Rahmat selalu siap dengan kameranya, menyelinap di sudut-sudut ruangan yang biasanya diacuhkan, berusaha menghasilkan gambar yang menarik dari suasana yang paling membosankan sekalipun. Setelah semua orang lupa dengan peristiwa itu, foto-foto hasil jepretan Rahmat mendadak sudah terdapat di komputer. Dalam pengalaman saya pribadi, foto-foto Rahmat tidaklah segaring celetukannya. Foto hasil jepretan Rahmat biasanya berhasil merekam karakter seseorang dan menerjemahkan pergerakan suasana menjadi gradasi warna. Sayangnya dia jarang terlihat memamerkan foto-foto hasil jepretannya atau sedang membicarakan teori-teori fotografi. Dia memang kurang suka pamer. Dasar orang aneh.