Maju Lancar Mundur Kena

Leave a comment
Papua

Setelah memastikan pintu rumah terkunci, aku melangkah ke mobil dan menyalakan mesin. Di rumah sebelah, seperti biasa, beberapa mama duduk-duduk, mungkin lagi nggosip. Anak-anaknya Bu Siahaan bermain. Cuaca mendung pagi ini. Jam di hapeku menunjukkan angka 07:35. Saatnya berangkat ke Timika.

Setelah mesin mobil menyala aku menata beberapa kaset yang aku bawa. Hanya satu saja yang bisa aku nikmati, album kumpulan lagu terbaiknya Gin Blossoms. Oke berangkat.

Tiba-tiba kudengar suara teriakan. Tidak jelas urutannya. Suara mama-mama dan suara pria bercampur menjadi satu. Sekilas aku dengar ada yang teriak, “motor!”. Aku langsung mengerem mendadak. Ternyata ada motor yang diparkir pas di belakang mobil, dan kalau aku tadi menginjak gas lebih dalam pasti sudah hancur itu motor.
Posisi motor itu tidak terjangkau ketiga spion yang ada di mobil.

Aku jadi ingat beberapa kejadian seperti ini. Sebelum aku cuti, dua kali aku nyaris melindas orang hanya karena tidak nampak di ketiga spion. Padahal sudah aku lihat baik-baik tiga kaca pembantu penglihatan itu.

Yang pertama di jalan masuk RT 4 setelah aku mengantar Mbak Riri. Di gerbang masuk ada dua anak-anak yang berlarian. Tidak lama setelah aku parkir dan memundurkan mobil supaya pas di depan rumah Mbak Riri, mendadak ada suara “duk!” dan suara teriakan mama-mama. Lalu ada dua anak yang berlari.

Ternyata mereka lari mulai dari ujung jalan masuk RT ke jalan setapak di samping rumah Mbak Riri melintasi mobilku dan nyaris kulindas. Tetangga Mbak Riri yang pemarah itu langsung keluar dan marah-marah. Aku cuma diam aja. Anak-anak itu sama sekali ga kelihatan.

Wajah mereka terlihat bingung. Ketika aku tanya apakah mereka kena tabrak atau tidak, salah seorang di antara mereka bilang “tidak”.

Peristiwa yang kedua pas habis beli makan malam di terminal Kuala. Kejadiannya sama seperti ketika aku nyaris melindas anak-anak. Tapi kali itu di terminal mantan calon korbanku adalah beberapa pemudi.

Bedanya mereka langsung pergi sambil ngomel-omel. Mereka terus mengomel bahkan setelah mereka berjalan beberapa meter dari tempat parkir.

Ada banyak hal yang bisa terlindas, selain motor dan manusia. Bisa saja ada babi atau anjing yang duduk-duduk di belakang mobil. Pokoknya harus hati-hati. Ketiga spion harus benar-benar difungsikan dan dibantu sepasang mata kita. Aku jadi paham sekarang kenapa di Kuala banyak orang selalu mengklakson setiap kali hendak menggerakkan mobil mereka.

The Author

Sementara ini tinggal di Timika, Papua

Leave a comment